PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN SOAL-SOAL LOGARITMA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA SMA



There is document - PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN SOAL-SOAL LOGARITMA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA SMA available here for reading and downloading. Use the download button below or simple online reader.
The file extension - PDF and ranks to the Documents category.


264

views

on

Extension: DOCX

Category:

Documents

Pages: 1

Download: 75



Sharing files


Tags
Related

Comments
Log in to leave a message!

Description
Download PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN SOAL-SOAL LOGARITMA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA SMA
Transcripts
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN SOAL-SOAL LOGARITMA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA SMA (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problematika Pendidikan Matematika) Dosen : Prof Dr, Suradi Tahmir, MS OLEH : Kelas H CHRISTIAN TUPA ERSI CRESLI FITRI REZKI AMALIAH PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA 2014 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam menguasai ilmu pengetahuan lain dan teknologi Matematika mempunyai peranan yang cukup besar dalam memberikan berbagai kemampuan berpikir dan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari Menurut Piaget (dalam Djamarah, 2010: 10) kemampuan belajar setiap siswa berbeda-beda baik pengetahuan kognitif, keterampilan, motoris,kecakapan intelektual, informasi netral dan sikap Beberapa hal yang mempengaruhinya antara lain metode pembelajaran, sarana belajar, lingkungan belajar dan lain sebagainya Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sulit, kenyataan ini mungkin disebabkan oleh sifat abstrak matematika dimana siswa hanya cenderung diajarkan untuk menghapal konsep dan rumus-rumus tanpa disertai dalam pemahaman dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari Banyak faktor yang menjadi penyebab utama dari masalah-masalah yang ditemui dalam pendidikan khususnya mata pelajaran matematika Sebagaimana diketahui bahwa matematika adalah salah satu pendidikan yang sarat akan masalah, masalah-masalah itu seperti: siswa hanya tergantung pada buku paket yang dibagikan (siswa tidak mandiri) padahal dengan banyak membaca referensi maka pengetahuan mereka akan bertambah, cara guru mengajar yang tidak di senangi oleh siswa, dan juga faktor lingkungan misalnya lingkungan sekolah terlalu bising atau jumlah siswa dalam ruangan terlalu banyak Masalah matematika merupakan masalah yang menuntut pemecahan dan penanganan segera Salah satu penanganan dari masalah dalam pendidikan matematika adalah membawa siswa keluar dari masalah tersebut Misalnya, menyediakan perpustakaan yang banyak memiliki koleksi buku matematika, guru-guru memberikan soal yang tidak sama dengan soal-soal di buku paket pengangan siswa, guru memilih metode yang pas di gunakan di setiap materi matematika, jumlah siswa dalam satu ruangan harus di batasi dan sebaiknya lingkungan belajar berada di tempat yang nyaman sehingga proses belajar mengajar boleh berjalan dengan baik Salah satu materi matematika yang dipelajari disekolah tingkat menengah atas (SMA) adalah materi logaritma, yang membutuhkan model pembelajaran yang sesuai agar konsep yang telah dipelajari bisa dipahami dengan baik oleh siswa Untuk itu mempelajari materi logaritma ini dibutuhkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan penalaran siswa, antara lain guru memacu siswa agar mampu menyelesaikan soal pada logaritma dengan memberikan soal-soal penerapan, sesuai dengan konsep logartima sehingga siswa memudahkan menjawab soal logaritma dengan tepat Salah satu hal penting yang sangat di harapkan dikuasai oleh siswa terutama siswa SMA adalah kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika dengan benar, namun kadang siswa salah dalam menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga konsekuensinya pretasi belajar matematika kurang Seperti yang terjadi pada saat pemakalah melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Frater Makassar, pemakalah menemukan banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal-soal logaritma, trutama dalam menjawab sifat-sifat logaritma Salah satu model dalam pembelajaran matematika yang dianggap tepat menyelesaikan permasalahan di atas adalah Pemecahan Masalah Sesuai dengan karakteristiknya, Pemecahan Masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam menjawab soal dengan materi matematika yang sedang dipelajari (logaritma) Dari pemaparan diatas, maka kami memilih menggunakan model matematika yang dalam pembelajaran matematika mampu meningkatkan pemahaman konsep serta mengatasi kesulitan siswa menjawab soal yang tepat sesuai dengan konsep dengan materi matematika di tingkat sekolah menengah atas (SMA) , yaitu model pemecahan masalah B Rumusan Masalah Berdasarkan latar bealakang masalah maka rumusan masalah yang diajukan adalah Bagaimanakah model pemecahan masalah dalam mengatasi kesulitan siswa menyelesaikan soal logaritma? C Tujuan Penulisan Pada dasarnya makalah ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang jawaban semua permasalahan yang telah di uraikan pada rumusan masalah di atas Adapun tujuan permasalahan adalah untuk mengetahui cara medel pemecahan masalah dalam mengatasi kesulitan siswa SMA menyelesaikan soal logaritma? BAB II PEMBAHASAN A Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan setiap individu Karena itu seseorang dikatakan belajar apabila dapat diasumsikan di dalam diri orang itu terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku Menurut Nasution (2009 : 34) beberapa batasan tentang belajar yaitu: 1) Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat saraf 2) Belajar adalah penambahan pengetahuan 3) Belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan Pengetahuan, keterampilan, kegemaran kebiasaan dan sikap yang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar Croanbach berpendapat (dalam Rusman, 2013) bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman Makna dari definisi yang dikemukakan oleh Croanbach ini lebih dalam lagi, yaitu belajar bukanlah semata-mata perubahan dan penemuan tadi Setelah terjadi perubahan dan menemukan sesuatu yang baru, maka akan timbul suatu kecakapan yang memberikan manfaat bagi kehidupannya Intinya belajar adalah outcome Sedangkan menurut Burton, mengartikan bahwa “Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya Oleh karena itu, seorang dikatakan belajar jika dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya Berdasarkan pengertian belajar menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dialami seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, perubahan yang diperoleh diantaranya pegetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, sikap dan perubahan-perubahan lain yang dialami oleh individu yang belajar B Jenis-jenis Kesalahan dalam Matematika Kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan dari suatu kebenaran, merupakan suatu penyimpangan dari suatu prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, atau suatu penyimpangan dari suatu yang diharapkan Dalam belajar matematika seringkali siswa melakukan kesalahan-kesalahan khususnya dalam menyelesaikan soal-soal matematika Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli Menurut Rosita (2009: 31) mengemukakan bahwa jenis-jenis kesalahan siswa adalah sebagai berikut 1) Kesalahan konsep yaitu kesalahan yang terjadi karena salah dalam memahami konsep Indikator dari kesalahan konsep adalah (a) kesalahan menentukan teorema atau rumus untuk menjawab suatu masalah, (b) penggunaan teorema atau rumus oleh siswa tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan teorema 2) Kesalahan menggunakan data Indikator kesalahan mengunakan data adalah (a) tidak menggunakan data yang seharusnya digunakan, (b) kesalahan memasukkan data kevariabel, (c) menambah data yang tidak diperlukan dalam menjawab suatu soal 3) Kesalahan interpretasi bahasa Indikator kesalahan interpretasi bahasa adalah (a) kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari-hari dalam bahasa matematika, (b) kesalahan menginterpretasikan simbol-simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa matematika 4) Kesalahan teknis Indikator kesalahan teknis adalah (a) kesalahan dalam melakukan perhitungan atau komputasi, (b) kesalahan dalam melakukan manipulasi operasi aljabar 5) Kesalahan dalam penarikan kesimpulan Indikator kesalahan siswa dalam penarikan kesimpulan adalah (a) melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar, (b) melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai dengan penalaran logis Menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2009) yang mengemukakan bahwa berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya Sedangkan menurut Sriati (dalam Sunarsi, 2009), kesalahn siswa dalam mengerjakan soal matematika adalah: 1 Kesalahan terjemahan adalah kesalahan mengubah informasi ungkapan matematika atau kesalahan dalam memberi makna suatu ungkapan matematika 2 Kesalahan konsep adalah kesalahan memahami gagasan abstrak 3 Kesalahan strategi adalah kesalahan yang terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarah ke jalan buntu 4 Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang berkenaan dengan pemilihan yang salah atas teknik ekstrapolasi 5 Kesalahan tanda adalah kesalahan dalam memberikan atau menulis tanda atau notasi matematika 6 Kesalahan hitung adalah kesalahan menghitung dalam operasi matematika C Sebab-sebab terjadinya kesalahan siswa Kesalahan dalam matematika dapat terjadi pada semua kelompok siswa, baik kelompok siswa yang hasil belajarnya rendah, sedang, maupun pada siswa yang hasil belajarnya tinggi Kesalahan yang terjadi pada setiap siswa mungkin saja sama, tetapi berbeda penyebabnya Misalnya ada dua orang siswa melakukan kesalahan pemfaktoran Siswa yang satu salah karena kekeliruan dan yang satunya salah karena tidak mampu memfaktorkan Banyak sebab terjadinya kesalahan siswa, diantaranya adalah kurangnya minat siswa dalam pelajaran matematika, jarang mengerjakan soal-soal latihan, cara belajar yang tidak teratur, tidak mau bertanya bila menemui kesulitan, dan kurang teliti dalam mengerjakan soal ( Solikah: 23-4-2009) Sedangkan Muzanni (7-8-2009) mengatakan bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan adalah siswa kurang memiliki penguasaan konsep maupun materi prasyarat, lupa atau salah membuat kesimpulan, tidak dapat menentukan langkah penyelesaian soal dengan tepat, kurang teliti dalam melakukan hitungan, tidak teliti dalam meneliti atau menggunakan data, kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika, siswa belajar matematika tidak kontinyu, dan cara belajar siswa yang kurang baik Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor penyebab terjadinya kesalahan siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal siswa Faktor internal siswa yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti kemampuan berpikir, sikap positif terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan, dan sebagainya Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa seperti kesalahan guru memberikan informasi, gangguan dari temannya saat mengerjakan soal, dan sebagainya D Pengertian Logaritma Logaritma adalah sebuah operasi matematika yang merupakan kebalikan (invers) dari eksponen atau pemangkatan Secara umum, logartima ditulis sebagai berikut:                                                   dengan  · a disebut bilangan pokok logaritma atau Basis · b disebut bilangan yang dilogaritmakan · c disebut hasil logaritma · Untuk basis atau bilangan pokok 10 boleh tidak ditulis Adapun sifat-sifat logaritma yaitu : 1 plog ( ab ) = plog a + plog b 2 alog an = n 3 plog (a/b) = plog a – plog b 4 plog 1 = 0 5 plog an = n alog a 6 plog a alog q = plog q 7 pnlog am = m/n plog a 8 plog p = 1 9 Pplog a = a E Contoh Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Logaritma Secara terperinci kesalahan konsep yang di lakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Logaritma sebagai berikut: 1 Nilai dari 2log (8 x 16) = … ( penyelesaian menggunakan sifat 1)  Jawab:             = 2log 8 + 2log 16             = 2log 23 + 2log 24            =  3 + 4             =  7 Akan tetapi jawaban siswa yaitu : 1 Nilai dari 2log (8 x 16) = …             Jawab:             = 2log 8 + 2log 16             = 2log 23 + 2log 24             =  2 + 2             =  4 maka siswa tersebut salah dalam konsep defenisi dari logaritma, dan sifat logaritma karena cara penentuan bilangan pokoknya keliru Kesalahan konsep yang mungkin terjadi dalam sifat-sifat logaritma misalnya siswa kurang memperhatikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang di gunakan F Alternatif pemecahan masalah Telah dikemukakan pada bagian di atas bahwa beberapa jenis dan penyebab terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam matematika, untuk itu diperlukan suatu alternative pemecahan masalah dalam soal-soal matematika khususnya materi ajar logaritma adalah sebagai berikut: 1 Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks  bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis  dan keterampilan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari penyajian kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri Untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan, Mettes, dkk (Made Wena, 2009: 61) membangun suatu sistem heuristic yang dituangkan dalam bentuk Program Of Action And Methods (PAM) PAM ini merupakan strategi umum yang dapat diadaptasikan kedalam bidang yang lebih khusus, yang disebut dengan pemecahan masalah yang sistematis Pemecahan masalah yang sistematis adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengembangkan langkah-langkah pemecahan masalah sistematis Kramers, dkk, (Rusman, 2010:60) mengemukakan bahwa langkah-langkah pemecahan masalah sistematis terdiri atas empat tahap sebagai berikut : (1) Memahami masalahnya, (2) Membuat perencanaan penyelesaian, (3) Melaksanakan rencana penyelesaian dan (4) Memeriksa kembali, mengecek hasilnya Dalam penyusunan pemecahan masalah sistematis, juga memperhatikan beberapa prosedur seperti yang dikemukakan Giancoli (dalam Rusman, 2010:63) berikut ini : (1) Baca masalah secara menyeluruh dan hati-hati sebelum mencoba untuk memecahkannya Gambarkan situasi dalam bentuk diagram (2) Tulis apa yang diketahui atau yang diberikan, kemudian tuliskan apa yang ditanyakan (3) Pikirkan tentang prinsip, definisi atau persamaan hubungan besaran yang digunakan (4) Pikirkanlah dengan hati-hati tentang hasil yang diperoleh, apakah masuk akal atau tidak (5) Perhatikan satuan serta cek kembali penyelesaiannya Penggunaan pemecahan masalah sistematis dalam latihan menyelesaikan soal didukung oleh teori belajar Ansubel tentang belajar bermakna, yang menekankan perlunya menghubungkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang Dengan menggunakan pemecahan masalah yang sistematis, siswa dilatih tidak hanya mengetahui apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, tetapi untuk menganalisis soal, mengetahui secara pasti situasi soal, besaran yang diketahui dan yang ditanyakan serta pemikiran jawaban soal Pada pendekatan pembelajaran berbasis masalah terdapat tahap-tahap dalam proses pembelajaran yang dimulai dengan memperkenalkan siswa pada suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja Secara umum tahap-tahap dalam pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada tabel berikut: Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Fase ke Indikator Kegiatan Guru 1 Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,memaparkan masalah, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan atau hasil pemecahan masalah serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan Penerapan metode pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal logaritma 1 Nilai dari 2log (8 x 16) = Jawab : · Tahap I Tahap Memahami masalah Diketahui: 2log (8 x 16) Ditanyakan : nilai dari 2log (8 x 16) ? · Tahap II Merencanakan penyelesaian 2log (8 x 16) dapat diselesaikan menggunakan sifat 1 logaritma (plog ( ab ) = plog a + plog b) · Tahap III Menyelesaikan masalah Membimbing penyelidikan individual dan kelompok yaitu guru menjelaskan tetang soal tersebut Menjelaskan tentang bentuk umum logaritma dan sifat-sifat logaritma Berdasarkan soal tersebut, sifat yang digunakan yaitu sifat yang pertama yaitu : plog ( ab ) = plog a + plog b jadi, 2log (8 x 16) = 2log 23 + 2log24 = 3 + 4 = 7 · Tahap IV Tahap melakukan pengecekan Pada tahap ini akan dicek apakah penyelesaian untuk mencari nilai logaritma sudah tepat atau belum Dari masalah logaritma di atas penyelesaian yang diberikan sudah tepat karena sudah memenuhi aturan sifat logaritma BAB III PENUTUP A Kesimpulan Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru dapat menerapkan metode pemecahan masalah dalam materi logaritma dari permasalahan penyelesaian soal logaritma utamanya sifat logaritma Metode pemecahan masalah merupakan metode dimana guru memberi penjelasan sesuai konsep logaritma yang akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal logaritma kepada peserta didik berupa soal yang permasalahannya mirip dengan contoh yang diberikan atau soal dengan permasalahan yang berbeda Dalam pelaksanaan latihan tersebut, guru memberi bimbingan dan arahan cara menjawab soal logaritma dengan mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah yaitu: (i) memahami masalah, (ii) merencanakan penyelesaian, (iii) melaksanakan rencana penyelesaian, (iv) melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan dalam menghasilkan suatu penyelesaian B Saran 1 Sebaiknya dalan proses belajar mengajar dengan menerapkan metode pemecahan masalah, guru harus tetap berfungsi sebagi pemimpin, fasilitator, dan motivator agar siswa lebih aktif dalam belajarnya 2 Dalam pengembangan selanjutnya, perlu diperhatikan metode pembelajaran lain sehingga apa yang hendak dicapai di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat terpenuhi DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono 2009 Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, SB, dan Zain, A 2010 Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta Muzanni 2009 Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Online [ tersedia: http: //digiliunmacidgophp?mod= browse & op = read & id = jiptummpp-gdi-sl-2009-muzanni033-16715&PHPSESSID=42D6ee65b827a38f44956092d28ba Nasution 2009 Didakti Asas-asas Mengajar Jakarta: Bumi Aksara Rosito, Adelyana 2009 Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Pokok Bahasan Lingkaran http//kursus-privatcom/6-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematikahtml Diakses 20-9-2014 Rusman 2012 Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Bandung: Alfabeta Rusman 2010 Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru Jakarta : Rajawali Press Solikah, FD 2009 Analsis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Pokok Bahasan Fungsi dan Turunannya Online [ tersedia: http: //digilib Unitonoacidgdiphp? mod= browse & op = read & id = jbptunitoosngy4abbphgcxfugxv4e2c3glifrvg-fitridwiso&PHPSESSID=cgmfuogdi,) Diakses 20-9-2014 Syahara Sheila 2011 IM – 1 Intisari Matematika 1 Untuk SMA/MA Kelas X Jakarta: Andi Yokyakarta Sunarsi, Anis 2009 Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Karanganyar Jurnal Pendidikan Jogjakarta







Recommended