obesitas



There is document - obesitas available here for reading and downloading. Use the download button below or simple online reader.
The file extension - PDF and ranks to the Documents category.


358

views

on

Extension: DOCX

Category:

Documents

Pages: 1

Download: 55



Sharing files


Tags
Related

Comments
Log in to leave a message!

Description
Download obesitas
Transcripts
DEFINISI                Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007) Menurut WHO Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal                Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007) Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik yang dilakukan Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya labil1                Definisi Obesitas Obesitas dan kelebihan berat badan telah di dekade terakhir menjadi masalah global – menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa diatas usia 15 + adalah kelebihan berat badan, setidaknya 400 juta orang dewasa yang gemuk dansetidaknya 20 juta anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badanPara ahli percaya jika kecenderungan ini terus berlangsung pada tahun 2015 sekitar 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta akan obesitas Skala masalahobesitas memiliki sejumlah konsekuensi serius bagi individu dan sistem kesehatan pemerintah Tipe-Tipe Obesitas Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu: · Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh · Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak 1 Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh a) Obesitas tipe buah apel (Apple Shape) Type seperti ini biasanya terdapat pada pria dimana lemak tertumpuk di sekitar perut Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid) b) Obesitas tipe buah pear (Gynoid) Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul dan bokong Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil c) Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah) Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan" Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic 2 Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak a Obesitas Tipe Hyperplastik Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal b Obesitas Tipe Hypertropik Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal c Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik1 ETIOLOGI obesitas terjadi karena ketidakseimbangan asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak Kelebihan energi tersebut dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitis fisik dan efek termogenesis makanan Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik,gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi (Nugraha, 2009) Obesitas dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal Penyebab-penyebab tersebut antara lain adalah: 1 Internal · Genetik · Endokrin 2 Eksternal · Gaya hidup atau tingkah laku · Lingkungan dan faktor lain Internal 1 Genetik Seperti kondisi medis lainnya, obesitas adalah perpaduan antara genetik dan lingkungan Gen yang ditemukan diduga dapat mempengaruhi jumlah dan besar sel lemak, distribusi lemak dan besar penggunaan energi untuk metabolisme saat tubuh istirahat Polimorfisme dalam variasi gen mengontrol nafsu makan dan metabolisme menjadi predisposisi obesitas ketika adanya kalorui yang cukupPrader-Willi Syndrome Selain itu, obesitas terjadi pada penderita Sindrom Prader-Willi adalah penyakit genetic yang menimpa kira-kira satu dari 15 ribu kelahiran Mutasi gen terjadi pada kromosom ke 15 yang mengatur nafsu makan Sindrom ini dikenali sebagai gen penyebab obesitas pada anak kecil Symptoms yang timbul akibat sindrom ini disebabkan oleh disfungsi hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah mengatur rasa lapar 2 Kelainan endokrin · Hipotiroidisme Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormone tiroid sesuai kebutuhan tubuh Oleh karena itu, apabila hormone tiroid yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh,  pertumbuhan akan terganggu Hormon tiroid sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh Terganggunya produksi hormon ini dapat mempengaruhi metabolisme, perkembangan otak, pernafasan, system jantung dan saraf, temperature tubuh, kekuatan otot, kulit, sirkulasi menstruasi pada wanita, berat badan, dan tingkat kolesterol · Sindrom Cushing  Sindrom Cushing disebabkan karena kadar cortisol berlebih Hipotalamus mensekresikan CRH (Coticotropin releasing hormone) ke hipofisis CRH menyebabkan hipofisis mensekresi ACTH (Adrenocorticotropin hormone) yang menstimulus kelenjar adrenal menghasilkan cortisol ke dalam darah Tanda-tanda dan keluhan yang terjadi antara lain obesitas di bagian atas tubuh, wajah membulat, kulit terluka dengan mudah, lemah tulang, mentruasi tidak teratur pada wanita, dan infertilitas pada pria · Kelainan pada Hipotalamus Pusat makan dan kenyang, yang mengatur rasa lapar dan kenyang, terdapat pada hipotalamus Pusat kenyang berfungsi menghambat pusat makan, begitu pula sebaliknya Yang mengatur semua hal tersebut adalah polipeptida Polipeptida tersebut antara lain adalah neuropeptida Y dan Leptin Neuropeptida Y meningkatkan nafsu makan sedangkan leptin menurunkan nafsu makan dan meningkatkan konsumsi energi Obesitas terjadi apabila leptin tidak tersedia di otak atau rusak Yang terjadi adalah gen reseptor leptin mengalami defek Reseptor leptin terdapat pada jaringan adipose coklat Kemungkinan lainnya adalah terganggunya transportasi leptin ke dalam otak atau defek dalam mekanisme yang diaktifkan oleh gen manusia Leptin menyebabkan peningkatan lipólisis dan penurunan lipogenesis Selain itu, leptin merangsang sekresi insulin 2    Eksternal Faktor lingkungan · Aktivitas Fisik Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat Misalnya pada anak seperti berkurangnya lapangan tempat bermain serta tersedianya hiburan dalam bentuk game elektonik atau playstation dan tontonan televisi (Nugraha, 2009) Kurangnya aktivitas fisik inilah yang menjadi penyebab obesitas karena kurangnya pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan (Mustofa, 2010) · Gaya hidup Kecenderungan anak-anak sekarang suka makan “fast food” yang berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es krim, aneka macam mie dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995) · Sosial ekonomi Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Syarif, 2003) · Nutrisi Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibuKenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak (Syarif, 2003) Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan (energyexpenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi disimpan dalam bentuk lemak (Nugraha, 2009) Makanan merupakan sumber dari asupan energi Di dalam makanan yang akan diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak Apabila asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak, protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak tidak terbatas Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi sekali makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan1,2 MANIFESTASI KLINIS Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki) Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit            Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak Sering ditemukan edema di daerah tungkai dan pergelangan kaki Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja, terutama anak wanita Selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat ( ternyata jika diperiksa usia tulangnya ), sehingga pada akhirnya anak yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya3,4 Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas : 1 Raut muka, hidung dan mulut tampak relative kecil dengan dagu yang berbentuk ganda 2 Dada dan payudara, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh Pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan 3 Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandil lonceng ( pendulum ) 4 Genitalia luar, pada pria penis seakan-akan terpendam dalam jaringan lemak mons pubis, sehingga tampak kecil dari bagian yang tersembul ke luar 5 Anggota badan, lengan atas dan paha tampak besar, terutama pada bagian prolsimal Tangan relative kecil dengan jari-jari yang berbentuk runcing Terdapat kelainan berupa koksa vara dengan genu valgin pada tungkai 6 Kelainan emosi, pada penderita sering ditemukan gejala gagguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau akibat dari keadaan obesitas5 CARA PENGUKURAN OBESITAS Pada umumnya Obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu Obesitas tipe Android dan Obesitas tipe Gynoid 1 Obesitas tipe Android Badan berbentuk gendut seperti gentong atau buah apel, perut membuncit kedepan, banyak didapatkan pada kaum pria, sehingga disebut pula obesitas tipe pria ataumale type obesity Tipe ini cenderung mengakibatkan penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke Nama lain obesitas tipe ini adalah obesitas tipe sentral (central obesity), abdominal obesity, atau visceral obesity Disebut obesitas viseral karena penimbunan lemak terjadi di dalam rongga perut (abdomen), tepatnya di sekitar omentum usus (viseral) Lemak viseral yang berlebihan ini memperoleh suplai darah dari pembuluh darah omentum, dan mengeluarkan banyak bahan kimia dan hormone ke dalam peredaran darah Banyaknya lemak yang tertimbun dalam rongga perut mencerminkan makin lebarnya lingkaran pinggang (waist circumference) orang itu 2 Obesitas tipe Gynoid Banyak dijumpai pada kaum wanita, terutama yang telah masuk masa menopause, panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah pir Tipe ini dinamakan juga obesitas tipe wanita atau female-type obesity Nama lain tipe ini adalah obesitas tipe perifer (peripheral obesity), atau gluteal obesity (dari kata gluteus yang berarti pantat) Adapun cara menentukan derajat obesitas yang paling sering dipakai adalah dengan mengukur Body Mass Index atau BMI, yaitu dengan mengukur tinggi badan (dalam meter) dan berat badan (dalam kilogram), kemudian membagi berat badan dengan kuadrat dari tinggi badan Lihat Rumus dibawah ini: BMI = Berat Badan / ((Tinggi Badan (m)) x (Tinggi Badan  (m))) Contoh seseorang dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 160 cm, maka didapatkan BMI = 70 / (16 x 16) = 273 (Gemuk)1,2,5 KLASIFIKASI STATUS GIZI BERDASARKAN IMT Sumber: Maurice ES et al edisi VIII, Lea & Febinger, 1994 dalam Arisman, STATUS GIZI IMT KKP I 40 Menurut WHO, BMI orang normal adalah 18,5 – 24,9 BMI kurang dari 18,5 dikatakan kurus Sedangkan BMI 25 keatas disebut obesitas, yang dibagi pula dalam obesitas derajat satu (BMI 25 – 29,9), obesitas derajat dua (BMI 30 – 39,9), dan obesitas derajat tiga atau morbid / severe obesity (BMI 40 atau lebih) Untuk lebih rincinya, berikut adalah table klasifikasi obesitas menurut WHO dan umum: Berat badan yang sehat, normal, atau ideal (Healthy Weight) adalah berat badan yang bukan Underweight, bukan pula Overweight (Kegemukan) atau obesitas, berarti BMI 20 – 25, lingkar pinggang dibawah 88 cm untuk wanita dan di bawah 102 cm untuk pria1,2,5 EPIDEMIOLOGI Obesitas telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan oleh World HealthOrganization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa (Soegih, 2009)Pada tahun 1998 WHO menyatakan bahwa obesitas merupakan penyebab kematian kedua didunia setelah merokok (Mustofa, 2010)Obesitas kini bukan lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang lazim ditemukan di negara-negara maju tapi telah merambah ke negara-negara berkembang (Arisman, 2010) Di Amerika Serikat lebih dari 50% orang dewasa menderita berat badan lebih dan obesitas (Soegih, 2009) Sedangkan, prevalensi obesitas pada anak di New York sebesar 17,8-19,9% (Melnik et al, 1998 dalam Arisman 2010) Prevalensi obesitas pada anak dan remaja usia 6-18 tahun di Bangkok sebesar 14,3% (Suttapreyasri et al, 1990 dalam Arisman 2010) Prevalensi nasional anak usia sekolah (6-14 tahun) gemuk laki-laki adalah 9,5% sedangkan prevalensi nasional anak usia sekolah (6-14 tahun) gemuk perempuan adalah 6,4% Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi anak usia sekolah gemuk laki-laki di atas prevalensi normal yaitu Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Riau, dan Maluku Utara Sedangkan prevalensi anak usia sekolah perempuan di atas prevalensi normal sebanyak 17 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengngkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jaa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua (Riskesdas, 2007) Di Indonesia khususnya di Jakarta, prevalensi obesitas pada anak usia 2-5 tahun sebesar 16,1% (Droomers et al, 1995) Penelitian yang dilakukan Soegih dkk (2004) pada 6318 orang pengunjung suatu laboratorium dari berbagai daerah, pekerjaan dan kelompok umur (20 sampai dengan 55 tahun) diperoleh hasil 48,97% pria dan 40,65% wanita mengalami obesitas2,5 PATOGENESIS Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi (energy expenditures) sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak Asupan dan pengeluaran energi tubuh diatur oleh mekanisme saraf dan hormonal Hampir setiap individu, pada saat asupan makanan meningkat, konsumsi kalorinya juga ikut meningkat, begitupun sebaliknya Karena itu, berat badan dipertahankan secara baik dalam cakupan yang sempit dalam waktu yang lama Diperkirakan, keseimbangan yang baik ini dipertahankan oleh internal set point atau lipostat, yang dapat mendeteksi jumlah energi yang tersimpan (jaringan adiposa) dan semestinya meregulasi asupan makanan supaya seimbang dengan energi yang dibutuhkan 1 Sistem aferen, menghasilkan sinyal humoral dari jaringan adiposa (leptin), pankreas (insulin), dan perut (ghrelin) 2 Central processing unit, terutama terdapat pada hipotalamus, yang mana terintegrasi dengan sinyal aferen 3 Sistem efektor, membawa perintah dari hypothalamic nuclei dalam bentuk reaksi untuk makan dan pengeluaran energi Pada keadaan energi tersimpan berlebih dalam bentuk jaringan adipose dan individu tersebut makan, sinyal adipose aferen (insulin, leptin, ghrelin) akan dikirim ke unit proses sistem saraf pusat pada hipotalamus Di sini, sinyal adipose menghambat jalur anabolisme dan mengaktifkan jalur katabolisme Lengan efektor pada jalur sentral ini kemudian mengatur keseimbangan energi dengan menghambat masukan makanan dan mempromosi pengeluaran energi Hal ini akan mereduksi energi yang tersimpan Sebaliknya, jika energi tersimpan sedikit, ketersedian jalur katabolisme akan digantikan jalur anabolisme untuk menghasilkan energi yang akan disimpan dalam bentuk jaringan adipose sehingga tercipta keseimbangan antara keduanya Pada sinyal aferen, insulin dan leptin mengontrol siklus energi dalam jangka waktu yang lama dengan mengaktifkan jaras katabolisme dan menghambat jaras anabolisme Sebaliknya, ghrelin secara dominan menjadi mediator dalam waktu yang singkat Hormon ghrelin menstimulasi rasa lapar melalui aksinya di pusat makan di hipotalamus Sintesis ghrelin terjadi dominan di sel-sel epitel di bagian fundus lambung Sebagian kecil dihasilkan di plasenta, ginjal, kelenjar pituitari, dan hipotalamus Sedangkan reseptor ghrelin terdapat di sel-sel pituitari yang mensekresikan hormon pertumbuhan, hipotalamus, jantung, dan jaringan adiposa Konsentrasi ghrelin dalam darah paling rendah terjadi setelah makan dan meningkat ketika puasa sampai waktu makan berikutnya Walaupun insulin dan leptin sama-sama berpengaruh dalam siklus energi, data yang ada menyatakan bahwa leptin mempunyai peran yang lebih penting daripada insulin dalam pengaturan homeostatis energi di sistem saraf pusat Sel-sel adiposa berkomunikasi dengan pusat hypothalamic yang mengontrol selera makan dan pengeluaran energi dengan cara mengeluarkan salah satu jenis sitokin Jika terdapat energi tersimpan yang berlimpah dalam bentuk jaringan adiposa, dihasilkan leptin dalam jumlah besar, melintasi sawar darah otak, dan berikatan dengan reseptor leptin Reseptor leptin menghasilkan sinyal yang mempunyai dua efek, yaitu menghambat jalur anabolisme dan memicu jalur katabolisme melalui neuron yang berbeda Hasil akhir dari leptin adalah mengurangi asupan makanan dan mempromosikan Fapengeluaran energi Karena itu, dalam beberapa saat, energi yang tersimpan dalam sel-sel adipose mengalami reduksi dan mengakibatkan berat badan berkurang Pada keadaan ini, equilibrium atau energy balance tercapai Siklus ini akan terbalik jika jaringan adiposa habis dan jumlah leptin berada di bawah ambang batas normal Cara kerja leptin secara molekuler sangat kompleks dan belum dapat diuraikan secara lengkap Secara garis besar, leptin bekerja melalui salah satu bagian jaras neural terintegrasi yang disebut leptin-melanocortin circuit, seperti diilustrasikan pada gambar 25 Pemahaman tentang sirkuit ini penting mengingat obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius dan pengembangan obat antiobesitas tergantung sepenuhnya pada pemahaman jaras1,2,6 KOMPLIKASI Dampak obesitas, meliputi faktor resiko kardiovaskular, sleep apneu, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik yang berkaitan dengan obesitas, kelainan kulit serta gangguan psikiatrik Tabel 22 Komplikasi Medis yang Berhubungan dengan Obesitas Sistem Komplikasi yang terjadi Gastrointestinal Kolelitiasis, pankreatitis, hernia abdomen, GERD Metabolik-Endokrin Metabolic syndrome, resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, DM tipe II, dyslipidemia, sindrom ovarium Kardiovaskuler penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, aritmia, cor pulmonale, stroke iskemik, thrombosis vena dalam, emboli paru Respirasi Abnormalitas fungsi paru, obstructive sleep apnea, sindrom hipoventilasi obesitas Muskuloskeletal Osteoarthritis, gout arthritis, low back pain Ginekologi Menstruasi abnormal, infertilitas Ophtalmologi Katarak Neurologi Hipertensi intrakranial idiopatik (pseudotumor cerebri) Kanker Esophagus, colon, empedu, prostat, payudara, uterus, cervix, ginjal PENATALAKSANAAN Menurut perhimpunan Studi Obesitas Indonesia atau Indonesian Society for the Study of Obesity, penanganan kegemukan dilaksanakan berpedoman pada lima prinsip yaitu: 1 Motivasi Jika seseorang menganggap gemuk bukan hal yang merisaukan, tentu program penurunan berat badan tidak akan berhasil Sebagai contoh ada seorang pembawa acara yang berbadan gemuk dan senang akan kondisi tubuhnya Beberapa kali diwawancarai, yang bersangkutan dengan semangat mengatakan bahwa ia tidak akan menurunkan berat badannya Tetapi apa yang terjadi? Saat ini terlihat sang presenter kurus akibat mengalami penyakit tertentu Sebelum memulai program penurunan berat badan, pertama-tama yang harus diubah adalah pola pikir dari orang gemuk Motivasi menjadi kurus harus kuat tertanam di dalam dirinya, bukan sekedar ikut-ikutan karena misalnya baru saja membaca tulisan ini Motivasi ini bis diperkuat dengan bergabung dalam kelompok mereka yang mempunyai program sama, berdiskusi dengan pakarnya, dan lain sebagainya Biasanya dalam kelompok, para anggota bisa saling mengingatkan dan saling berkompetisi Begitu pula dengan adanya pakar dalam kelompok tersebut, usaha yang dilakukan menjadi sistematik dan terarah Adalah lebih baik jika penurunan berat badan dilakukan pada saat belum mengalami kondisi penyakit tertentu, bukan akibat dari penyakit yang diderita 2 Pengaturan Diet Makin gemuk seseorang maka makin mudah untuk merasa lapar Ini karena pengaruh zat/hormon yang terdapat dalam sel-sel lemak Maka usaha pembatasan diet harus dilakukan sesegera mungkin Jika yang bersangkutan menganggap bahwa usaha pembatasan diet bisa dilakukan kapan saja (tetapi tidak saat ini), tentu usahanya menjadi lebih sulit Karena itu, pada saat ini juga, tetapkanlah bahwa saya harus membatasi diet saya, sebelum menjadi lebih gemuk lagi dengan risiko lebih susah lagi untuk berdiet Carilah makanan yang rendah kalori Mulailah hari kita hanya dengan mengonsumsi setengah dari porsi makan Anda sehari-hari Semua porsi yang kita makan dikurangi separoh Itu saja Jangan lupa pula membatasi makanan manis, asin, dan lemak Tetapi harus diingat, jangan sampai kebablasan mengatasi kegemukan Anjuran WHO, jumlah penurunan massa tubuh yang baik dan aman adalah sekitar setengah hingga 1 kg per minggu 3 Pola Hidup Sehat Selain pengaturan diet, biasakanlah menimbang badan Anda untuk mengevaluasi usaha Anda Hal ini kelihatan sepele namun memberi efek yang tidak kalah besarnya dengan program diet itu sendiri Begitu pula dengan berolahraga, lakukan dengan baik dan benar 4 Terapi farmakologi Secara umum farmakoterapi untuk obesitas dikelompokkan menjadi tiga, yaitu penekan nafsu makan, misalnya sibutramin, penghambat absorbsi zat gizi, misal orlistat, dan kelompok lainnya termasuk leptin, octreotide, dan metformin 5 Pembedahan Terapi bedah jika BB > 200% BB ideal Prinsipnya ada dua, yaitu:1 · gastric-banding dan vertical-banded gastroplasty untuk mengurangi asupan makanan dan memperlambat pengosongan lambung · Membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus1,2,5,7 PENCEGAHAN Pencegahan dilakukan dengan menggunakan dua strategi pendekatan, yaitu strategi pendekatan populasi untuk mempromosikan cara hidup sehat pada semua anak dan remaja beserta orangtuanya, serta strategi pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi pada obesitas Anak-anak yang berisiko menjadi obesitas adalah seorang anak yang salah satu atau kedua orangtuanya obesitas dan anak yang memiliki kelebihan berat badan semenjak masa kanak-kanak1 Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain mempromosikan pemberian ASI eksklusif sampai usia enam bulan terutama pada bayi yang secara genetik rentan untuk menjadi obesitas Beberapa penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI jangka panjang serta menunda pemberian makanan pendamping ASI dapat membantu menurunkan prevalensi obesitas Pencegahan obesitas pada saat remaja penting diantisipasi sejak bayiUntuk mencegah obesitas pada masa bayi tersebut, perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini: a Setiap bayi dianjurkan untuk diberi ASI saja paling sedikit sampai 4-6 bulan b Pemberian makanan padat mulai diberikan sekitar 4-6 bulan c Penyuluhan tentang kebutuhan diet bayi, percepatan pertumbuhan bayi d Biasakan mengukur BB dan TB secara rutin sekali dalam sebulan (menggunakan KMS) e Evaluasi kualitas pengasuhan anak, menganjurkan/membiarkan anak bergerak bebas, aktifitas fisik1,2,5 DAFTAR PUSTAKA 1 Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia2010Buku Ajar: ILMU PENYAKIT DALAM jilid III Edisi VJakarta:Interna Publishing 2 http://libuiacid/file?file=digital/122846-S09039fk-Prevalens%20obesitas-Literaturpdf diakses tanggal 4 januari 2015 pukul 1700 wib 3 Hasan, Rusepno dkk2007Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI cetakan ke 7Jakarta:Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI 4 Marcdante,karen dkk2006 Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi ke 6 Singapura : Elsevier pte ltd 5 http://repositoryusuacid/bitstream/123456789/21688/4/Chapter%2011pdf dakses 5 januari 2015 pukul 2200 wib 6 Price Sylvia,Anderson2005Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6Jakarta:EGC 7 http://gizidepkesgoid/download/pedoman%20Gizi/obesitaspdf diakses 5 januari 2015 pukul 22wib







Recommended
obesitas

obesitas

Oralie Naessens

349 views

Obesitas

Obesitas

Desiree Wilder

273 views

Ob Obesitas

Ob Obesitas

Abbe De tocqueville

393 views

Negosiasi

Negosiasi

300 views

Thesis

Thesis

492 views

lbm 3 sgd 14 obesitas

lbm 3 sgd 14 obesitas

Lorant Pelletier

288 views

negosiasi 2

negosiasi 2

281 views

Poesia concreta

Poesia concreta

458 views

Tumor Orbita

Tumor Orbita

Faiz Nazri

444 views

power systems

power systems

375 views

Post Test

Post Test

441 views

odbms

odbms

Minnie Shearrion

334 views

Noul Testament

Noul Testament

348 views