Kegawatdaruratan Psikiatri-ok.ppt



There is document - Kegawatdaruratan Psikiatri-ok.ppt available here for reading and downloading. Use the download button below or simple online reader.
The file extension - PDF and ranks to the Documents category.


343

views

on

Extension: PPT

Category:

Documents

Pages: 1

Download: 46



Sharing files


Tags
Related

Comments
Log in to leave a message!

Description
Download Kegawatdaruratan Psikiatri-ok.ppt
Transcripts
KONSEP KEGAWAT- DARURATAN PSIKIATRI Eyet Hidayat Pengertian Beberapa gangguan dalam pikiran, perasaan, atau tindakan-tindakan yang membutuhkan intervensi terapeutik segera Skope luas dari praktek psikiatri umum sampai dengan masalah spesifik seperti penyalahgunaan zat, penganiayaan anak, pasangan; perilaku kekerasan (suicide, homicide, perkosaan), dan isu sosial (gelandangan, penuaan, kemampuan, AIDS) Setting Penanganan Perlu ruang khusus gawat darurat psikiatri Kemanan dan rasa aman jadi prioritas Jumlah staf yang cukup sepanjang waktu (Psikiater, perawat, asisten, dan pekerja sosial) Tersedia petugas bantuan jika sewaktu-waktu diperlukan Tanggung jawab khusus dijelaskan Komunikasi yang jelas dan garis komando otoritas sangat penting Tim multidisiplin sangat perlu Setting Penanganan Anak dan remaja ditangani diruang pediatri Ada akses segera ke gawat darurat medis Langkah-langkah penanganan hrs sdh distandarkan sejak klien datang Klien yg agitasi dan mengancam ditangani lebih dahulu Ruang isolasi dan pengikatan ditempatkan dekat dengan nursing station untuk memudahkan pengawasan Pengkajian Tujuan pengkajian: menilai keadaan krisis yang dialami oleh klien secepat mungkin Shg dapat menetapkan diagnosis, mengidentifikasi etiologi, dan kebutuhan yg hrs dipenuhi dengan segera untuk ditangani segera atau perlu dirujuk Standar pengkajian: wawancara riwayat, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik lengkap, test diagnostik Triage Langkah-langkah: Menentukan: keluhan utama, kondisi klinis, dan tanda-tanda vital Wawancara dg pengantar: keluarga, petugas GD (mis 118), aparat (polisi, RT/RW) Hasil triage: Emergency (gawat darurat) Urgent Non urgent 5 pertanyaan pengkajian Apakah klien aman berada di UGD? Apakah masalahnya organik, fungsional, atau kombinasi? Apakah klie mengalami psikotik? Apakah klien suicide atau homicide? Sejauh mana kemampuan merawat diri (ADL)? Apakah klien aman? Tatanan fisik ruangan Pola dan komunikasi antar staf Jumlah klien Kemanan fisik dan emosional menjadi pertimbangan pertama Jika intervensi verbal gagal, pertimbangkan pemberian obat dan pengikatan Gangguan organik atau fungsional? Penyakit tertentu dpt berimplikasi pada kondisi mental: Thypoid fever, DM, penyakit tiroid, intoksikasi akut,putus zat, AIDS, trauma kepala Ganggun jiwa bisa berimplikasi gg fisik: TBC, defisiensi vitamin, kerusakan integritas kulit Psikiater menentukan kondisi klien Psikosis? Jika klien psikosis tentukan tingkat keparahan dan perubahan yang dialami dalam kehidupannya Parameter penting lain: tingkat gg orientasi realita, kondisi afek, fungsi intelektual, tingkat regresi Klien agitasi mungkin tdk patuh Kluin paranoid mungkin mencurigai penanganan yg diberikan Klien halusinasi mungkin mengingkari Perawat harus mampu membina hubungan saling percaya Suicide atau homicide? Suicide: Ancaman Isyarat Pikiran Percobaab Homicide: hati-hati terhadap perilaku kekerasan Tingkat Self Care? Tentukan tingkat pengabaian diri Dinilai bagaimana kemampuan klien menolong dirinya sendiri Beri intervensi yang diperlukan Alur Proses Psychiatric Emergency Rujukan dr RS lain Datang sendiri Polisi / ambulance UGD Nursing Triage Psychiatric triage Psychiatric evaluation Medical evaluation Extended observation Vital signs Riwayat Klasifikasi status GD Rawat Inap Medical ER Ambulatory service Specialty consultants Social services Treatment Pemberian obat hrs hati-hati Anti psikotik dengan dosis cukup Benzodiazepines: short acting, perlu kombinasi dengan yang long acting Pemberian intra vena bisa bahaya krn klien agitasi Perhatikan universal precaution ~ HIV Medikasi atau pengekangan Prinsip: maximum tranqualization with minimum sedation Tujuan: Klien dpt mengendalikan diri kembali Mengurangi/menghilangkan penderitaannya Agar evaluasi dapat berlanjut sampai dapat disimpulkan Medikasi: Low dose high potency antipsychotics Atypical antipsichotic Benzodiazepines Pengekangan atau pemberian obat dilakukan bila: Gelisah Ancaman tindak kekerasan Sangat diorganized Sudah dilakukan intervensi verbal namun tak berhasil RAWAT, bila: Membahayakan diri atau lingkungan Perawatan di rumah tidak mmemadai OBSERVASI: ke Intermediate ward Dokumentasi Semua penemuan dan tindakan harus didiskusikan dan dicatat dengan baik Untuk kepentingan: Klien Tenaga kesehatan Asuransi/pembayaran Hukum+ TINDAK KEKERASAN Agresi fisik yang dilakukan seseorang terhadap orang lainnya Dapat karena: Gangguan psikiatrik (termasuk karena kondisi medik umum, Gangguan Kepribadian) Tidak dapat mengatasi tekanan hidup sehari-hari dengan cara yang lebih baik Perlu intervensi perilaku, farmakologis dan psikososial Tanda-tanda Etiologi kondisi medik Umum Kondisi medik serius yg mempengaruhi fungsi otak, terutama pada lansia Penggunaan obat-obatan yg mempengaruhi fungsi otak, terutama lansia Riwayat penyalahgunaan zat (intoksikasi, gejala putus zat alkohol, benzodiazepines, opioid) Awitan mendadak Belum ada riwayat agitasi sebelumnya Gangguan fungsi kognitif (orientasi, perhatian, kewaspadaan, memori segera dan jangka pendek) Halusinasi ‘tidak khas’ (visual), ada tilikan Tanda-tanda bukan disebabkan kondisi medik umum: Riwayat gangguan psikiatrik Riwayat agitasi yg berhubungan dengan dekompensasi karena gangguan psikiatrik Riwayat ketidakpatuhan terhadap terapi psikiatrik Halusinasi ‘khas’ (auditorik), waham paranoid, tidak ada tilikan akan kondisinya Gangguan psikiatrik yg berkaitan dg tindak kekerasan: Gangguan psikotik Intoksikasi zat Gejala putus zat alkohol dan hipnotik sedatif Depresi agitatif Gangguan kepribadian yg ditandai dengan kemarahan atau kurang pengendalian impuls GMO, terutama lobus frontalis dan temporalis otak Strategi perilaku (behavioral) Sikap suportif Tdk mengancam Tegas, beri batasan jelas bahwa tindak kekerasan tidak dapat diterima Tenangkan klien, berikan rasa aman Tunjukkan dan tularkan sikap tenang serta penuh kontrol Jangan memaksa atau menyuruh klien minum obat untuk membantunya tenang, atau kalau perlu dikekang Strategi Selama pemeriksaan: Lindungi diri Anda, JANGAN: Mewawancarai klien yang bersenjata Memeriksa klien sendirian dalam ruang tertutup, ruangan yang ada benda-benda yang dapat digunakan sebagai senjata Duduk terlalu dekat Membelakangi klien Memakai sesuatu yang dapat membahayakan Anda (kalung, dasi, selendang) Menantang atau menyangkal klien Perhatikan tanda-tanda munculnya kekerasan Jumlah staf harus mencukupi, kadang show of force dapat mencegah tindak kekerasan Penatalaksanaan Setelah diagnosis dibuat, evaluasi risiko bunuh diri dan cegah tindak kekerasan berikutnya Eksplorasi kemungkinan intervensi sosial Observasi terus-menerus Rawat? Bila bahaya tindak kekerasan berlanjut, calon korban perlu diberitahu Medikasi Tergantung diagnosis/penyebab dasar Benzodiazepin: Lorazepam 2 mg poatau IM Low dose high potency antipsychotics: Haloperidol 5-10 mg po (tab/liq) atau IM Atypical antipsychotics Risperidone 2-4 mg po (tab/liq) Olanzapine 20 mg po (tab/btk mudah larut) Kombinasi benzodiazepin + anti psikotik Benzodiazepine saja bila: Dx belum pasti Agitasi karena PTSD (Post Traumatic stress Disorder) Agitasi krn Gangguan kepribadian Depresi psikotik Agitasi akibat kondisi medik umum atau intoksikasi zat umumnya Anti psikotik, untuk: Depresi psikotik Skizofrenia Manik BUNUH DIRI Tema Utama: Krisis yang menebabkan penderitaan mendalam disertai perasaan tak berdaya dan tak ada harapan Konflik antara keinginan untuk bertahan dengan stress yang tak tertanggungkan Persepsi bahwa ia tak punya pilihan Keinginan untuk melepaskan diri dari masalah Panduan Wawancara dan Psikoterapi BD Tanyakan langsung tentang ide bunuh diri Pertimbangkan usia kecanggihan pikiran klien Selidiki; Apakah sdh ada alat atau cara? Apakah sudah mengambil langkah-langkah aktif? Apakah bisa membayangkan atau memikirkan bahwa kehidupan dapat membaik? Jika tidak, apakah tidak ada harapan lagi? Jika ya, apakah ketakutannya rasional? Jika klien tdk kooperatif, cari data dari org-org penting dalam kehidupannya Evaluasi dan Penatalaksanaan BD Jangan tinggalkan klien sendiri, singkirkan benda-benda yg membahayakan Evaluasi apakah tindakannya direncanakan atau impulsif, tkt lethalitasnya, kemungkinan dipergoki, reaksi klien ketika diselamatkan, apakah faktor pendorong tindakan itu sdh berubah Terapi sesuai diagnosis dasar Bantu untuk atasi krisis Rawat inap bagi yang cenderung dan punya kebiasaan melukai diri sendiri Psikofarmaka BD Untuk atasi krisis yg baru: benzodiazepin, selama 2 minggu Jangan berikan obat dalam jumlah banyak sekaligus Klien harus kontrol dalam beberapa hari Anti depresan diberikan sebagai bagian dari terapi selanjutnya (tdk diberikan di UGD) PSIKIATRIK INTENSIF CARE UNIT (PICU) Pengertian Suatu unit yang memberikan perawatan khusus kepada pasien-pasien psikiatri yang berada dalam kondisi membutuhkan pengawasan ketat KONDISI PASIEN YANG MASUK PICU Pasien-pasien dalam kondisi dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, seperti : pasien dengan usaha bunuh diri, halusinasi, perilaku kekerasan, NAPZA, dan waham Skala GAF (General Adaptive Function) “Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kedaruratan pasien Dengan rentang skor 1 – 30 skala GAF”   Pada keperawatan kategori pasien dibuat dengan skor RUFA (Respons Umum Fungsi Adaptif)/ GAFR (General Adaptive Function Response) GAF 1 - 10 Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (misalnya kekerasan rekuren) ATAU ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan hiegien pribadi yang minimal ATAU tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas GAF 11 - 20 Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (misalnya usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, kgembiraan manik) ATAU kadang – kadang gagal untuk mempertahankan hiegien pribadi yang minimal (misalnya mengusap feses) ATAU gangguan yang jelas dalam komunikasi (sebagian besar inkoheren atau membisu) GAF 21 - 30 Perilaku dipengaruhi oleh waham atau halusinasi ATAU gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (misalnya kadang – kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai preokupasi bunuh diri) ATAU ketidakmampuan untuk berfungsi hamper pada semua bidang ( misalnya tinggal ditempat tidur sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah atau teman ) FASE INTENSIF Fase intensif I (24 jam pertama) Pasien dirawat dengan observasi, diagnosa, tritmen dan evaluasi yang ketat Hasil evaluasi pasien maka pasien memiliki 3 kemungkinan yaitu dipulangkan, dilanjutkan ke fase intensif II, atau dirujuk ke rumah sakit jiwa FASE INTENSIF Fase intensif II (24-72 jam pertama) Perawatan pasien dengan observasi kurang ketat sampai dengan 72 jam Hasil evaluasi maka pasien pada fase ini memiliki 4 kemungkinan yaitu dipulangkan, dipindahkan ke ruang fase intensif III, atau kembali ke ruang fase intensif I FASE INTENSIF Fase intensif III (72 jam-10 hari) Pasien di kondisikan sudah mulai stabil, sehingga observasi menjadi lebih berkurang dan tindakan-tindakan keperawatan lebih diarahkan kepada tindakan rehabilitasi Fase ini berlangsung sampai dengan maksimal 10 hari RUFA PERILAKU KEKERASAN Domain Rufa 1-10 Rufa 11-20 Rufa 21-30 Pikiran Orang lain jahat, mengancam, melecehkan Orang lain jahat, mengancam, melecehkan Org lain jahat, mengancam, melecehkan Perasaan Labil, mudah tersinggung, ekspressi tegang, marah- marah, dendam, merasa tidak aman Labil, mudah tersinggung, ekspressi tegang,dendam merasa tidak aman Labil, mudah tersinggung, ekspressi tegang, mrasa tidak aman Tindakan Melukai diri sendiri, orang lain,merusak lingkungan, mengamuk, menentang, mengancam, mata meloto Bicara kasar, intonasi tinggi, menghina orang lain, menuntut, berdebat Muka merah, Pandangan tajam, napas pendek, keringat (+), tekanan darah meningkat Menentang, mengancam, mata melotot Bicara kasar, Intonasi sedang, menghina orang lain, menuntut, berdebat Pandangan tajam, tek darah meningkat Menentang Intonasi sedang, menghina org lain, berdebat Pandangan tajam, tek drh menurun Intervensi Klien PK Keadaan Darurat Waham Intervensi Waham RUFA PANIK Domain Rufa 1-10 Rufa 11-20 Rufa 21-30 Pikiran Tidak mampu berkonsentrasi sedikitpun Hanya berkonsentrasi pada hal tertentu Konsentrasi berkurang Perasaan Teror, Takut Khawatir berat Khawatir Tindakan Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, nyeri dada, sakit kepala, pucat dan gemetar Persepsi sangat kacau, takut menjadi gila, takut kehilangan kendali Bloking, berteriak Ketakutan Agitasi, mengamuk, marah Napas pendek, berkeringat, tekanan darah naik Persepsi sangat sempit, merasa tidak mampu menyelesaikan masalah Bicara cepat terkadang blocking Tegang Gelisah, kurang atau sama sekali tak mampu berkonsentrasi napas pendek,mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi Banyak bicara dan cepat Sering merasa gelisah, gerakan tersentak-sentak (meremas tangan) Adanya perasaan tidak aman Hanya berfokus pada masalahnya Intervensi Panik RUFA PANIK Domain Rufa 1-10 Rufa 11-20 Rufa 21-30 Pikiran Tidak mampu berkonsentrasi sedikitpun Hanya berkonsentrasi pada hal tertentu Konsentrasi berkurang Perasaan Teror, Takut Khawatir berat Khawatir Tindakan Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, nyeri dada, sakit kepala, pucat dan gemetar Persepsi sangat kacau, takut menjadi gila, takut kehilangan kendali Bloking, berteriak Ketakutan Agitasi, mengamuk, marah Napas pendek, berkeringat, tekanan darah naik Persepsi sangat sempit, merasa tidak mampu menyelesaikan masalah Bicara cepat terkadang blocking Tegang Gelisah, kurang atau sama sekali tak mampu berkonsentrasi napas pendek,mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi Banyak bicara dan cepat Sering merasa gelisah, gerakan tersentak-sentak (meremas tangan) Adanya perasaan tidak aman Hanya berfokus pada masalahnya RUFA HALUSINASI Do main Rufa 1-10 Rufa 11-20 Rufa 21-30 Pikir-an Tak berdaya, dikuasai halusinasi Masih tak berdaya Mulai bisa mengontrol diri, masih mengalami hal ttp mulai bisa mengontrol perilakunya Afek Sangat labil tergantung pada halusinasi Kadang masih labil Labil hanya jika halusinasi muncul Tindakan Perilaku terteror semacam panik Risiko tinggi bunuh diri / membunuh org lain Aktivitas fisik hal (kekerasan, agitasi, menarik diri, katatonia) Tak mampu berespon thd perintah yg kompleks Tak mampu berespon thd lebih dari 1 org Tidak mampu membedakan yg nyata dan yg tdk nyata Perilaku lebih dikendalikan oleh isi halusinasi Kesulitan berhub dengan org lain Rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit Gejala fisik seperti ansietas berat (keringat dingin, tremor, tak mampu mengikuti perintah) Meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf terhadap ansietas: denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah) Perhatian sedikit menyempit Asyik dg pengalaman sensori dan blm mampu membedakan halusinasi dan kenyataan Intervensi Halusinasi Intensif I Komunikasi terapeutik Siapkan lingkungan yang aman Menyiapkan lingkungan yang tenang Singkirkan semua benda yang membahayakan Berikan obat-obatan sesuai dengan program terapi medis: Valium 10 mg IM/IV (golongan benzodiazepin) dan injeksi Haloperidol/ Serenace / Lodomer 5 mg IM (golongan butirofenon) Pemberian dapat diulang 30- 60 menit Selain obat injeksi diberikan juga obat peroral (golongan fenotiazine) seperti Chlorpromazine/largactile/promactile, biasanya diberikan 3 x 100 mg Intervensi Halusinasi Intensif I Pantau keefektifan obat dan efek sampingnya Obs perilaku pasien setiap 15’ sekali, catat pe↑ atau pe↓ perilaku k’ yg berkaitan dg respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan emosi Jika k’ tdk terkontrol, mencoba melukai diri sendiri / org lain, dpt dilakukan pembatasan gerak, jika perilaku masih tdk terkendali pengekangan (lihat protap pembatasan gerak dan pengekangan pasien) Bila mungkin bantu k’ mengenal halusinasinya Diskusikan manfaat cara yang digunakan, & beri pujian Intervensi Halusinasi Intensif II Komunikasi terapeutik Siapkan lingkungan yang aman & tenang Tidak ada barang-barang yang berbahaya atau singkirkan semua benda yang membahayakan Berikan obat-obatan sesuai standar medik atau program terapi Pengobatan dapat berupa suntikan valium 10 mg IM/IV (golongan fenotiazine) dan suntikan Haloperidol, Serenace atau lodomer 5 mg IM (golongan butirofenon) Pemberian dapat diulang setiap 6 jam Selain obat injeksi diberikan juga obat peroral (golongan fenotiazine) seperti Chlorpromazine/largactile/promactile, biasanya diberikan 3 x 100 mg Intervensi Halusinasi Intensif II Pantau keefektifan obat & efek sampingnya Antisipasi k’ kembali mencoba melukai dirinya sendiri atau orang lain, jelaskan pd k’ tind suntikan & pengekangan gerak mungkin akan kembali dilakukan u/ melindungi k’ jika prilaku melukai diri muncul kembali Obs setiap 30 ‘ – 1 jam, kaji ulang RUFA tiap shift Obs tanda vital setiap 2 jam Membantu pasien mengenal halusinasinya Mengidentifikasi jenis halusinasi, isi, frekuensi, situasi, perasaan dan tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi Mendiskusikan dengan pasien cara untuk memutus/mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik dan bercakap-cakap dengan orang lain Memasukkan ke jadwal kegiatan harian pasien Intervensi Halusinasi Intensif III Komunikasi terapeutik : Hindarkan menyalahkan /menertawakan k’ Kontak sering dan singkat Siapkan lingk yg aman dan tenang Berikan obat sesuai standar / program th medis Pantau keefektifan obat dan efek sampingnya Obs perilaku dalam 24 jam, kaji ulang RUFA setiap shift Observasi tanda-tanda vital setiap shift Libatkan dl TAK rientasi realita stimulasi persepsi Melatih pasien mengontrol halusinasi RUFA RBD Rufa 1-10 Rufa 11-20 Rufa 21-30 Tind Percobaan Bunuh Diri Aktif mencoba bunuh diri dengan cara: gantung diri minum racun memotong urat nadi menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi Mengalami depresi Mempunyai rencana bunuh diri yang spesifik Menyiapkan alat untuk bunuh diri (pistol, pisau, silet, dll) Ancaman Bunuh Diri Aktif memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri Mengatakan ingin bunuh diri namun tanpa rencana yang spesifik Menarik diri dari pergaulan sosial Isyarat Bunuh Diri Mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri Mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah Mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya” RUFA PDP INTERVENSI DPD Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih *







Recommended
Kegawatdaruratan Psikiatri-okppt

Kegawatdaruratan Psikiatri-okppt

Gauthier Mackenzie

340 views

Kegawatdaruratan Uro

Kegawatdaruratan Uro

Waylon Reid

256 views

DR Kegawatdaruratan Obstetri

DR Kegawatdaruratan Obstetri

Arliene Stokey

268 views

Kegawatdaruratan Tht

Kegawatdaruratan Tht

Cyndi Armour

201 views

kegawatdaruratan bidang tht

kegawatdaruratan bidang tht

Guillemette Pallara

257 views

Kegawatdaruratan Di Bidang Thtpdf

Kegawatdaruratan Di Bidang Thtpdf

Bastian Friedman

320 views

Kegawatdaruratan Bm

Kegawatdaruratan Bm

Penrod Hennrikus

300 views

Kegawatdaruratan THT

Kegawatdaruratan THT

Curran Wiley

240 views

kegawatdaruratan-ortopedi

kegawatdaruratan-ortopedi

Christoforo Robbins

273 views

kegawatdaruratan

kegawatdaruratan

Alene Wakeling

229 views

obat kegawatdaruratan

obat kegawatdaruratan

Ilaire Ray

279 views

pemicu kegawatdaruratan

pemicu kegawatdaruratan

Alfonso Sembrowich

262 views

PORTOFOLIO kegawatdaruratan

PORTOFOLIO kegawatdaruratan

Rheba Dalaklis

271 views