KK 5A Persiapan Pre Operasi



There is document - KK 5A Persiapan Pre Operasi available here for reading and downloading. Use the download button below or simple online reader.
The file extension - PDF and ranks to the Documents category.


327

views

on

Extension: DOCX

Category:

Documents

Pages: 1

Download: 76



Sharing files


Tags
Related

Comments
Log in to leave a message!

Description
Download KK 5A Persiapan Pre Operasi
Transcripts
26 Persiapan Pre Operasi a Persiapan Fisik Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara lain : 1) Status kesehatan fisik secara umum Pemeriksaan status kesehatan secara umum meliputi identitas klien, riwayat penyakit, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap; antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin dan fungsi imunologi Selain itu pasien harus istirahat yang cukup karena pasien tidak akan mengalami stres fisik dan tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darah pasien dapat stabil serta bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih awal 2) Status Nutrisi Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen Segala bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup bagi perbaikan jaringan Segala bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreks sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan Protein sangat penting untuk mengganti massa otot tubuh selama fase katabolik setelah pembedahan, memulihkan volume darah dan protein plasma yang hilang, dan untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat untuk perbaikan jaringan dan daya tahan terhadao infeksi Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang lama Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian 3) Keseimbangan cairan dan elektrolit Keseimbangan cairan dan elektrolit perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan Demikian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal Kadar elektrolit yang biasanya diperiksa adalah kadar natrium serum (normal : 135 – 145 mmol/l), kadar kalium serum (normal : 3,5 – 5 mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70 – 1,50 mg/dl) Keseimbangan cairan dan elektrolit berkaitan erat dengan fungsi ginjal Ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obatan anastesi Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri atau anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal, kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa 4) Kebersihan lambung dan kolon Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu Intervensi keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema atau lavement Lamanya puasa berkisar antara 7 – 8 jam Tujuan pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadi infeksi pasca pembedahan Khusus pada pasien yang menbutuhkan operasi CITO (segera) seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas, pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan NGT (naso gastric tube) 5) Kebersihan diri (Personal Hygine) Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat menjadi sumber kuman dan mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama Sebaliknya, jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene 6) Pengosongan kandung kemih Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter Selain untuk pengosongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi keseimbangan cairan 7) Latihan Fisik Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pascaoperasi, seperti nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain latihan nafas dalam, latihan batuk efektif dan latihan gerak sendi 8) Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif Tujuannya adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah statis vena, dan menunjang fungsi pernafasan yang optimal Pasien ditunjukkan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lainnya dan cara untuk mengambil posisi lateral Latihan ekstremitas meliputi ekstensi dan fleksi lutut dan sendi panggul, telapak kaki diputar seperti membuat lingkaran sebesar mungkin menggunakan ibu jari kaki Siku dan bahu dilatih untuk ROM Adapun cara dari latihan perubaha posisi dan gerakan tubuh aktif, yaitu : a) Latihan tungkai 1 Berbaring dalam posisi semi-fowler dan melakukan latihan untuk memperbaiki sirkulasi 2 Bengkokkan lutut dan naikkan kaki lalu tahan selama beberapa detik, kemudian luruskan tungkai dan turunkan ke tempat tidur 3 Lakukan secara berulang untuk satu tungkai, lalu ulang pada tungkai lainnya 4 Kemudian buat lingkaran dengan kaki dengan membengkokkan ke bawah, ke dalam mendekat satu sama lain, ka atas dan kemudian keluar b) Posisi miring 1 Miring ke salah satu sisi dengan bagian paling atas tungkai fleksi dan di sangga di atas bantal 2 Raih pagar tempat tidur sebagai alat bantu untuk maneuver ke samping 3 Lakukan pernafasan diafragmatik dan batuk ketika tubuh miring c) Turun dari tempat tidur 1 Miring ke salah satu sisi 2 Dorong tubuh ke atas dengan satu tangan ketika mengayunkan tungkai turun dari tempat tidur 9) Kontrol dan medikasi nyeri Medikasi praanestesi akan diberikan untuk meningkatkan relaksasi Pada pascaoperatif, medikasi akan diberikan untuk mengurangi nyeri dan mempertahankan rasa nyaman 10) Latihan nafas dalam dan batuk Salah satu tujuan dari asuhan keperawatan praoperatif adalah untuk mengajarkan pada pasien mengenai cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum a) Pernafasan Diafragmatik Pernafasan diafragmatik mengacu pada pendataran diafragma selama inspirasi dengan mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selam ekspirasi otot abdomen berkontraksi 1 Lakukan dalam posisi di atas tempat tidur dengan punggung dan bahu tesangga oleh bantal 2 Dengan tangan dalam posisi genggaman kendur, biarkan tangan berada di atas iga paling bawah dengan jari-jari tangan menghadap dada bagian bawah 3 Keluarkan nafas dengan perlahan dan penuh bersamaan dengan gerakan iga menurun 4 Ambil nafas dalam melalui hidung dan mulut, biarkan abdomen mengembang bersamaan dengan paru-paru terisi oleh udara 5 Tarik nafas dalam hitungan kelima 6 Hembuskan dan keluarkan semua udara melalui hidung dan mulut b) Batuk 1 Condong sedikit ke depan dari posisi duduk di tempat tidur, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan tangan melintang letak insisi untuk bertindak sebagai bebat ketika batuk 2 Nafas dengan diafragma 3 Dengan mulut agak terbuka, hirup udara 4 “Hak”kan keluar dengan keras dengan tiga kali nafas pendek 5 Dengan mulut tetap terbuka, lakukan nafas dalam dengan cepat dan dengan cepat batuk dengan kuat satu atau dua kali Hal ini membantu membersihkan sekresi dari dada 11) Kontrol kognitif Bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan dan ansietas yang berlebihan Kontrol kognitif tersebut seperti : imajinasi dan distraksi Pada kontrol kognitif imajinasi, pasien dianjurkan untuk berkonsentrasi pada pengalaman yang menyenangkan Sedangkan kontrol kognitif distraksi, pasien dianjurkan untuk memikirkan cerita yang dapat dinikmati b Persiapan Penunjang Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan pembedahan Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah tidak mungkin bisa menentukan tindakan operasi yang harus dilakukan pada pasien Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti ECG Sebelum dokter mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada pasien, dokter melakukan berbagai pemeriksaan terkait dengan keluhan penyakit pasien sehingga dokter bisa menyimpulkan penyakit yang diderita pasien Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan operasi maka dokter anastesi berperan menentukan apakah kondisi pasien layak menjalani operasi Untuk itu dokter anastesi juga memerlukan berbagai macam pemeriksaan laboratorium terutama pemeriksaan masa perdarahan (bledding time) dan masa pembekuan (clotting time) darah pasien, elektrolit serum, hemoglobin, protein darah, dan hasil pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks dan ECG Pemeriksaan penunjang antara lain : 1) Pemeriksaan Radiologi dan diagnostik, seperti : Foto thoraks, abdomen, foto tulang (daerah fraktur), USG (Ultra Sono Grafi), CT scan (Computerized Tomography Scan), MRI (Magnrtic Resonance Imagine), BNO-IVP, Renogram, Cystoscopy, Mammografi, CIL (Colon in Loop), ECG (Electro Cardio Graphy), ECHO, EEG (Electro Enchephalo Graphy), dll 2) Pemeriksaan Laboratorium berupa pemeriksan darah : hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju endap darah), jumlah trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium, dan chlorida), CT BT, ureum kretinin, BUN, dll Bisa juga dilakukan pemeriksaan pada sumsun tulang jika penyakit terkait dengan kelainan darah 3) Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan jaringan tubuh untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi Biopsi biasanya dilakukan untuk memastikan apakah ada tumor ganas/jinak atau hanya berupa infeksi kronis saja 4) Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD), untuk mengetahui apakah kadar gula darah pasien dalan rentang normal atau tidak Uji KGD biasanya dilakukan dengan puasa 10 jam (puasa jam 10 malam dan diambil darah jam 8 pagi) dan juga dilakukan pemeriksaan KGD 2 jam PP (ppst prandial) c Persiapan Psikis (Mental) Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis Contoh perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan/ketakutan antara lain, pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga operasi bisa dibatalkan Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi pengalaman operasi sehingga akan memberikan respon yang berbeda pula Akan tetapi, sesungguhnya perasaan takut dan cemas selalu dialami setiap orang dalam menghadapi pembedahan Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain : 1) Takut nyeri setelah pembedahan 2) Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal (body image) 3) Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti) 4) Takut/cemas mengalami kondisi yang dama dengan orang lan yang mempunyai penyakit yang sama 5) Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas 6) Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi 7) Takut operasi gagal Persiapan mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan keluarga, sehingga tidak jarang pasien menolak operasi yang sebelumnya telah disetujui dan biasanya pasien pulang tanpa operasi dan beberapa hari kemudian datang lagi ke rumah sakit setalah merasa sudah siap Hal ini berarti telah menunda operasi yang mestinya sudah dilakukan beberapa hari/minggu yang lalu Kehadiran dan keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien Keluarga hanya perlu mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan dukungan pasien dengan kata-kata yang menenangkan hati pasien dan meneguhkan keputusan pasien untuk menjalani operasi